Puncak Tertinggi dan Laut Terdalam di Sulawesi Tenggara Langsung ke konten utama

Puncak Tertinggi dan Laut Terdalam di Sulawesi Tenggara

Puncak tertinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) ada di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), yaitu puncak Gunung Mekongga yang berada di ketinggian 2.620 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Sementara itu, laut terdalam ditemukan di sebelah tenggara Pulau Buton, apa yang dinamakan Palung Buton, berada pada kedalaman 4.180 meter.
Gunung Mekongga

Gunung Mekongga pertama kali ditaklukkan puncaknya oleh Mahacala UHO pada 1995. Kawasan pegunungan ini, menurut situs pemerintah setempat, merupakan jajaran pegunungan Verbeek yang puncak-puncaknya terdiri dari jenis batuan karst dataran tinggi. dengan puncak tertinggi bernama Moserosero pada ketinggian 2.620 Mdpl.

Sesuai jalur yang dirintis Mahacala UHO Kendari dan masih dipakai hingga saat ini sebagai jalur utama, pendakian melewati 5 pos. Untuk sampai di puncak butuh 5-6 hari.

Secara geografis, gunung ini terbentuk dari tumpuan atol atau karang yang kemudian terangkat, hal tersebut telah terjadi ratusan tahun lalu, tulis situs resmi pemerintah Kolut, berita.kolutkab.go.id.

Akses menuju Kolaka Utara dari Kota Kendari, dapat ditempuh selama 6 jam. Dari Bandara Sangia Nibandera lebih dekat lagi kurang lebih 4 jam perjalanan.

Start pendakian berada di Desa Tinukari Kecamatan Rante Angin, Kolaka Utara. Selama pendakian, para petualang akan bertemu spot unik di sepanjang jalur pendakian, seperti, air terjun, hutan lumut, telaga cocacola, jalur HBI, puncak salah, dan juga pintu gerbang jin. Punggungan puncak diselimuti oleh pepohonan yang diapit oleh dua sungai besar.

Seorang pendaki dari Pulau Jawa setelah mendaki puncak Mekongga menulis di situs miliknya, representasi.id, jika dibandingkan dengan gunung-gunung di pulau Jawa dalam hal ketinggian, Mekongga mungkin tak seberapa, misalkan, jika dibandingkan dengan Gunung Semeru yang mencapai 3.676 Mdpl, gunung tertinggi di Pulau Jawa.

"Namun, ketika memuncaki gunung Semeru, pendakian diawali dengan ketinggian 2100 mdpl dari basecamp awal Ranupane. Artinya, untuk mencapai puncak 3.676 Mdpl Semeru, kita hanya melewati dakian dengan jarak sekitar 2.660 Mdpl saja. Beda halnya dengan Gunung Mekongga. Perjalanan dimulai dari 1-17 Mdpl. Basecamp awal berada di Desa Tinukari. Dan desa tersebut hanyalah satu-satunya desa terdekat dari Gunung Mekongga. Bila ditotal, perbedaan pendakian Mekongga dan Semeru hanya berkisar 40-47 Mdpl saja," ulasnya.

"Setibanya di puncak, kamu bisa mengabadikannya melalui handphone dan kamu bagikan langsung ke media sosial. Karena, di tempat ini masih ada sinyal salah satu provider," ujar dia.

Ok, sekarang saatnya kita ke tempat paling dalam di jazirah ini.
Palung Buton

Palung Buton adalah palung laut yang terletak di sebelah selatan Sulawesi Tenggara. Persisnya terletak di Laut Banda, di sebelah tenggara Pulau Buton, Palung ini memiliki kedalaman rata-rata 4.180 meter dan merupakan salah satu dari tujuh palung laut terdalam di Indonesia.

Penemuan Palung Buton berasal dari kegiatan Ekspedisi Snellius I (1929-1930), yaitu seorang ilmuwan asal Negeri Belanda. Nama Snellius diambil dari nama seorang ahli astronomi, fisika, dan matematika, Willebrord Snellius. Ia hidup pada tahun 1580-1626. Nama Snellius digunakan dalam ekspedisi ini karena pada tahun 1984-1985 ekspedisi serupa dilakukan kembali.

Ekspedisi Snelilus ini dipimpin oleh P.M van Riel yang merupakan pensiunan angkatan laut Belanda.Selain itu, Riel juga merupakan kepala bagian oseanografi dan meteorologi maritim di KNMI, yakni semacam lembaga meteorologi kerajaan Belanda.

Palung Buton terbentuk akibat tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia. Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah utara dan lempeng Eurasia bergerak ke arah selatan, sehingga kedua lempeng tersebut saling bertabrakan. Tabrakan ini menyebabkan terbentuknya palung laut yang curam dan sempit.

Palung Buton memiliki kondisi lingkungan yang sangat ekstrem. Tekanan air di palung ini mencapai 418 bar, yang setara dengan tekanan 418 kali tekanan atmosfer di permukaan laut. Suhu air di palung ini juga sangat dingin, yaitu sekitar 4 derajat Celsius.

Meskipun kondisi lingkungannya sangat ekstrem, Palung Buton merupakan habitat bagi berbagai jenis makhluk hidup. Beberapa jenis makhluk hidup yang ditemukan di palung ini antara lain hiu, cumi-cumi, dan ikan laut dalam.

Palung Buton memiliki bentuk yang memanjang dari barat ke timur, dengan panjang sekitar 250 kilometer. Palung ini memiliki lebar sekitar 20 kilometer.

Ada juga data yang menyebut, Palung ini memiliki panjang sekitar 140 kilometer dan lebar sekitar 30 kilometer. Kedalaman palung ini rata-rata 4.180 meter, dengan kedalaman maksimum 4.400 meter.

Itulah 2 tempat yang kontradiktif, satu tempat paling tinggi menjulang ke langit dan satunya lagi paling dalam menembus bumi. (*)

Baca Juga:
Daerah Terhangat dan Tersejuk di Sulawesi Tenggara
Inilah Daerah Terluas dan Terkecil di Sulawesi Tenggara
Nandooto, Gunung Tertinggi Kedua di Sultra Ditaklukkan Agustus 2023


Komentar

Postingan populer dari blog ini

4 Cara ke Wakatobi

Wakatobi terletak di segitiga terumbu karang dunia, sehingga memiliki kekayaan hayati yang sangat tinggi. Keindahan bawah laut Wakatobi membuat dia dijadikan Taman Nasional Wakatobi pada 1996 oleh pemerintah Indonesia. Wakatobi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara. Dia merupakan gugusan pulau dengan pulau utama Wanci, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Nama Wakatobi diambil dari akronim keempat pulau. Menurut situs Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Taman Nasional Wakatobi merupakan salah satu dari 50 taman nasional di Indonesia, dengan total area seluas 1,39 juta hektare, menyangkut keanekaragaman hayati laut, skala dan kondisi karang yang menempati salah satu posisi prioritas tertinggi dari konservasi laut di Indonesia. Kedalaman air di taman nasional ini bervariasi, bagian terdalam mencapai 1.044 meter di bawah permukaan air laut. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sultra, Wakatobi terdiri atas 8 kecamatan, memiliki 142 pulau s

Nandooto, Gunung Tertinggi Kedua di Sultra Ditaklukkan Agustus 2023

Gunung Nandooto atau Osu Nandooto merupakan puncak gunung tertinggi kedua di Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan ketinggian 2.421 meter di atas permukaan laut (Mdpl), berada di hamparan Pegunungan Tangkelemboke Kabupaten Konawe. Adapun puncak gunung tertinggi pertama di Sultra adalah Gunung Mekongga yang terletak di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) dengan ketinggian 2.640 Mdpl. Pegunungan Tangkelemboke berdiri memanjang dari bagian barat hingga ke timur dan utara, masuk di wilayah administratif Kabupaten Konawe dan Konawe Utara (Konut) serta Kolaka Timur (Koltim).  Butuh 8 Hari untuk Sampai di Puncak Tim ekspedisi dan eksporasi Mahacala UHO Kendari menaklukkan puncak Gunung Nandooto di Pegunungan Tangkelemboke Konawe, gunung tertinggi kedua di Sulawesi Tenggara . Tim Ekspedisi dan Eksplorasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mahacala) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari berhasil menaklukkan puncak tertinggi Pegunungan Tangkelemboke, Osu Nandooto, pada 29 Agustus 2023. Untuk sampai ke puncak dibutuhk

Tempat Keramaian Kendari, Wisata Malam Ruang Terbuka

Kota Kendari punya beberapa pilihan tempat kongko di ruang terbuka, tempat orang membentuk keramaian umum. Beberapa di antaranya menjadi tempat wisata malam pelepas penat, mengendurkan urat syaraf, menurunkan ketegangan setelah seharian sibuk beraktivitas.  Kendari, daerah yang perkembangan kotanya melingkari Teluk Kendari, tidak heran kebanyakan wisata kuliner, hotel, dan spot foto hits dibangun di tepi teluk, menjual view teluk dan dua landmark Kendari yang ikonik, Jembatan Teluk Kendari dan masjid terapung Al Alam. Berikut ini pilihan wisata malam ruang terbuka dan tempat-tempat keramaian yang populer.  1. Kendari Beach Kendari Beach dengan latar Teluk Kendari dan Masjid Al Alam di kejauhan Ada sepenggal jalan bypass di Kemaraya, jalur sepanjang Taman Teratai sampai Meohai Park, sebuah taman yang diapit Jln Ir H Alala dan Jln Sultan Hasanuddin, tempat keramaian pertama di Kendari sejak 80-an dan masih eksis sampai hari ini sebagai tempat favorit nongkrong. Panjangnya hanya kurang le