Aura Pena Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Izin Keluar

Ini tentang izin keluar rumah. Terdengar sepele, tapi banyak orang yang keliru atau bahkan tidak tahu langkah-langkahnya. Padahal apabila dia salah urutan, definisinya akan berubah. Ambil contoh, seorang ibu ingin keluar rumah.  Yang namanya IZIN itu begini: Pertama-tama, dia tanya suaminya dulu. Kalau tidak diizinkan yah dia tinggal. Bila diizinkan, barulah dia pergi ke kamar mandi, kemudian berias, berpakaian, ambil sepatu, tiba di muka pintu baca doa keluar rumah. Lain lagi kalau kejadiannya begini: Dia mandi dulu, kemudian berias, berpakaian, ambil sepatu, tiba di muka pintu baru teriak, "Pa, saya keluar dulu, sebentar." Itu bukan Izin namanya, tapi PENGUMUMAN. (*)

Alam Pikiran

Pernahkah Anda mengalami kasus seperti ini: Sebuah kutipan bijak melintas di beranda media sosial, ungkapan seorang pesohor dunia. Tapi yang mengesankan Anda, kutipannya sama dengan kalimat yang pernah Anda pikirkan. Strukturnya saja berbeda, tapi maksudnya senada. Pernah? Tidak mengherankan... Apa yang si pesohor pikirkan itu, ada di alam pikiran. Dia, Anda, dan semua orang berkelana di alam pikiran yang sama. Sama-sama mengeksplorasi pemikiran yang ada dalam alam pikiran. Menjadikan apa yang seseorang pikirkan, sangat mungkin pernah jadi bagian dari pemikiran Anda. Seperti halnya kenyataan bahwa kita hidup di alam fisik yang sama, demikian pula pengetahuan eksis di alam yang sama, yaitu alam pikiran. Di alam pikiran, kita terhubung dengan cara yang menakjubkan.  Bukankah sering kita dapati ada yang berkata, "Saya sudah memahami jalan pikiran Anda", bahkan sebelum kita menyelesaikan kalimatnya? Itu baru satu hal. Banyak penemuan ilmu pengetahuan bukan ditemukan di laboratori

Muhammad SAW 426 Kata

Pasukan Bergajah Pada 571 Masehi, pasukan bergajah dari Yaman dipimpin Abrahah datang ke Makkah hendak meruntuhkan Kakbah. Yaman, negeri yang belum lama ditaklukkan tentara Abasiyah dalam sebuah ekspansi, yang mana Abrahah salah satu petempur di dalamnya. Setelah kemenangan yang gemilang, Abrahah membunuh komandan pasukannya dan mengambil alih kekuasaan di Yaman. Niat Abrahah menghancurkan Kakbah digagalkan burung-burung Ababil. Peristiwa  ini sekitar 50 atau 55 hari sebelum kelahiran Nabi Muhammad. Abdullah Abdullah adalah ayah Muhammad. Abdullah salah seorang anak Abdul Muthalib yang paling bagus dan paling dicintainya. Abdullah menikah dengan Aminah bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab, wanita terpandang Quraisy. Suatu hari Abdullah pulang dari berdagang di Syam jatuh sakit lalu singgah di Madinah dan wafat dalam usia 25 tahun. Ia meninggalkan istrinya dalam keadaan menghamilkan Muhammad SAW. Muhammad SAW Muhammad SAW dilahirkan di Makkah, Senin pagi, 12 Rabiulawal bertepatan dengan

Rasa Memiliki

Masalah besar dalam cinta yang baru kuncup adalah munculnya "RASA MEMILIKI". Sebuah "RASA MEMILIKI" sebelum memiliki, antara noda dan asa. Apalagi jika dalam "RASA MEMILIKI" itu hanya mau mencecap rasa, keinginan memiliki tiada. *** Masalah besar dalam sebuah perkawinan adalah ketika hubungan yang tersisa tinggal "RASA MEMILIKI". Yang terjadi kemudian hanya hubungan-hubungan, tak ikut hadir cinta di tengah pertemuan. Sebuah "RASA MEMILIKI" setelah memiliki, tapi bukan cinta lagi. *** Status "PERNAH MEMILIKI" tidak selamanya menjadi lembar terakhir cerita lalu. Karena awal tidak mesti dimulai dari nol. "PERNAH MEMILIKI" membuat mudah bangkitnya "RASA MEMILIKI". Itulah mengapa asmara yang pernah ada punya potensi seismik.  Keduanya mungkin tak lagi saling memiliki, tapi "RASA MEMILIKI" dapat menggelar hubungan di atas gelora bekas cinta atau bahkan bisa menyemikan cinta kembali. (*)

Sains Wudu

Ada sains yang bisa menjelaskan wudu memberi efek yang sangat baik pada tubuh manusia. Dapat bertindak seperti energy booster. Penelitian ilmiah ini memang bukan dimaksudkan untuk meneliti wudu secara khusus, tapi hasilnya dapat dipakai untuk mengiaskan manfaat wudu. Bahwa manfaatnya nyata dan langsung bekerja saat itu juga. Efek positif dimaksud akan sangat terasa pada bulan Ramadan, tidak terlalu kentara pada hari biasa. Pada bulan Ramadan, dia akan membuat perbedaan besar antara orang puasa namun tidak salat dengan mereka yang pegang waktu. Hal ini menjelaskan mengapa orang yang baru selesai salat selalu terlihat segar dan cerah walau di hari terik puasa yang menyiksa, seakan-akan mereka baru pulang dari meminum segelas susu. Orang yang tidak salat ketika menjalani puasa sangat boleh jadi merasakan hari yang lebih berat ketimbang mereka yang salat. Salah satu rahasianya terletak pada gerakan berkumur-kumur saat wudu. Pernah lihat pemain bola di tepi lapangan minum air mineral, kumur

Kualitas Dunia

Waktu Maryam bersandar di pohon tiba saat akan melahirkan, Tuhan menyuruh Maryam menggoyang pokok kurma agar buahnya jatuh untuk dia makan. Tuhan perlu seseorang menjatuhkan buah?  Maryam sedang kepayahan menahan sakit, bernapas saja sulit. Tidakkah Tuhan tahu itu.  Kalau memang Tuhan ingin memberikan pertolongan, Dia bisa memerintahkan buah itu jatuh sendiri. Apa susahnya, Dia kan Mahakuasa.  Tapi tidak... Saat Nabi Musa terjebak di tepi pantai, di depannya lautan sedangkan di belakang pasukan Firaun makin mendekat, Tuhan menyuruh Musa memukulkan tongkatnya supaya laut terbelah. Apa tidak salah? Yang menyuruh ini adalah Tuhan yang kuasa membuat laut kering dengan sendirinya tanpa perlu tongkat segala macam. Untuk apa lagi pakai acara pukul tongkat. Tapi tidak....Musa perlu memukulkan tongkatnya dan Maryam mesti menggoyang pokok korma. Walaupun mungkin menggoyang itu hanya syarat saja bagi Tuhan. Padahal, biar Maryam sentuh pohonnya sedikit barangkali buahnya akan segera berjatuhan sep

Corona Memperkuat Kelor

Covid-19 itu memperkuat segala sesuatu. Yang positif dibuat lebih positif, yang negatif makin negatif. Orang yang lemah daya tahan tubuhnya akan diturunkan jadi sakit. Orang yang ada penyakit bawaan, penyakit itu bakal diperhebat.  Yang pintar akan ditantang semakin cerdas agar menemukan antivirusnya.  Pokoknya, coronavirus memaksa semua topeng terbuka. Yang pura-pura pintar akan kelihatan aslinya, yang pura-pura waras bakal terbuka jati dirinya. Untuk menangkal corona, Menteri Kesehatan Terawan bilang bisa sembuh sendiri, Presiden Jokowi meresepkan obat antimalaria. Ada juga saran dari Menhub Budi Karya yaitu nasi kucing, Wapres Maruf Amin sarankan susu kuda liar, Mendagri Tito Karnavian anjurkan banyak makan tauge, peneliti UI dan IPB merekomendasikan kelor. Dengar yang terakhir ini, orang ramai-ramai cari kelor. Di kota Kendari, menjadi pemandangan sehari-hari orang naik motor sambil tenteng batang kelor.  Mereka menanam 2 atau 3 pohon di halamannya.  Di pasar, dia jadi sayur paling

Bukan Malas...

 Sering sekali terdengar dari mulut penjajah dan orang asing yang menjadi kaya setelah tinggal di negeri ini, padahal mereka awalnya datang sebagai kuli paksa zaman Belanda, mereka mengatakan seperti ini. "Orang Indonesia pemalas. Padahal tanahnya luas, kekayaan alamnya melimpah, hutannya hijau terhampar." Dan pedihnya, anak negeri yang punya sedikit kuasa juga ikut-ikutan menggunakan narasi itu, agar terlihat tinggi dan untuk melarikan kegagalannya mengelola negara. Sebenarnya BUKAN MALAS, hanya TIDAK RAKUS. Penduduk tradisional mengelola alam dengan arif bijaksana, tidak asal makan. Dan mereka tidak menumpuk harta secara serakah untuk dibawa dalam kubur serta diwariskan tujuh turunan. Mereka ini asal bisa hidup sampai musim tanam berikutnya sudah cukup. Memang tidak tampak kaya dalam standar Barat, tapi sejahtera tidak mesti gedung. Mereka meniti hidup dengan norma, bukan dengan segala cara.  Itulah mengapa alamnya hijau lestari berabad-abad lamanya, lingkungan hidup seimba

Khianat Triumvirat

Rakyat kini sendirian. Ini bukan fitrahnya. Secara alamiah dia berdua tanah air. Hanya berdua, pada awalnya.  Interaksi antara keduanya melahirkan pemerintah. Bertiga, jadilah sebuah negara. Agak ke sini, negara hanya cinta tanah air. Dipakai untuk memodali hegemoni kekuasaan. Kekuasaan untuk membangun ketahanan negara dari ekspansi serta keterbelakangan setelah trauma penjajahan. Semakin ke sini, negara hanya cinta kekuasaan. Tanah air dijadikan objekan, rakyat dianggap ancaman, sementara potensial lawan diajak berteman. Sejak pemerintah berselingkuh dengan investor, negara jadi distributor, rakyat jadi pasar.  Distributor produk-produk luar negeri, dari negara-negara kreditor. Supaya terdengar eksekutif style mereka namakan impor. Rakyat hanya jadi objek pajak untuk mengisi APBN, yang dipakai untuk menyelenggarakan kenyamanan investor. Lalu, perlahan-lahan taipan mengambil alih tanah air, menguasai kekuasaan.  Tanpa tanah air, rakyat tak bisa bertani dan beternak. Menjadilah ia kuli