Unek-Unek Caleg Usai Pileg 2009 Langsung ke konten utama

Unek-Unek Caleg Usai Pileg 2009

Satu per satu caleg Pileg 2009 di Raha, Kabupaten Muna mulai menampakan gejala depresi. Sudah ada yang masuk IGD dengan dua jahitan di kepala, sebab dihantamkan celengan tanah liat oleh isterinya setelah memeriksa cadangan uang terakhir di celengan bayi yang kelihatan masih utuh, tapi setelah dicek pantatnya sudah bolong. Isinya kosong melompong.

Sebaliknya ada ibu rumah tangga yang masuk RS dengan bibir pecah, muka biru lebam. Ia dipermak suaminya yang caleg, lantaran menuding keluarga sang isteri tidak member dukungan hingga perolehan suaranya kecil.

Tapi ada kekesalan yang tidak bisa dilampiaskan yakni kekesalan terhadap konstituen.

“Sakit kasihan. Ada anak buahku, sudah 7 tahun ikut saya. Kalau datang ke kota, tinggal di rumah. Sakit keluarganya di kampung kita jenguk, kita bantu. Kurang beras kita kirimkan di karungnya, keluarganya kawin kita urus. Pokoknya kita sudah anggap keluarga. Tapi tanggal 9 kemarin, di TPS-nya, biar satu suara tidak ada. Bagaimana itu eh, bingung saya,” geleng-geleng kepala La Kamaru, salah seorang caleg PBR.

“Terus saya tanya dia, kenapa di sana kosong suara. Entengnya dia jawab, 'bagaimana Bapak tidak serangan fajar'. Hiiii, satumbu mulutnya mungkin enak orang begini. Lain kali kalau dia bilang ada keluarganya masuk rumah sakit, saya mau bilang suntik mati sekalian. Kalau habis berasnya, mati saja. Puas,” lanjut Kamaru.

Caleg lain, Usman, berceritera kepada koran ini tentang sosialisasinya di sebuah perkampungan nelayan.

“Hampir semua alat rumah tangga kita bawakan. Boleh dikata tinggal alat kontrasepsi yang tidak kita adakan di kampung itu. Enak sekali mereka minta. Kita bawakan Panombo (bakul nasi, red) mereka bilang tidak bagus. Katanya kalau plastik kena panas meleleh pak, kalau bisa diganti stenlis (stainless steel, red). Saya bilang dalam hati, enak kalau ngomong. Kita saja di rumah, nasi dari belanga langsung di piring tidak singgah di Panombo karena tidak ada Panombo. Tapi Ok, demi kumpul suara kita iyakan saja”.

“Kita bawa berlusin-lusin gelas, katanya tidak bagus, kalau bisa diganti. Alasannya: Kalau jatuh pecah. Kalau bisa ganti gelas duralex pak. Ok, kita datangkan. Giliran selesai perhitungan suara, saya cek, suara kosong. Lari di mana itu stenlis, duralex, bingung saya,” keluh caleg PDK itu.

Temannya, dari partai PAN juga punya ceritera.

“Waktu sosialisasi di pulau, enaknya mereka ngomong. Katanya, 'berdiri bulu-buluku pak, sudah bapakmi yang naik di sini. Berdiri bulu-buluku pak, seandainya ikan juga memilih, dia pasti pilih PAN,” tutur caleg tak ingin namanya dipublikasi ini, mengenang cerinta indah sosialisasinya.

“Dan mereka juga yang memulai: kalau bisa bantu bola voli pak, tidak enak kita pakai bolanya Golkar. Kalau bisa dengan netnya pak, tidak enak kalau kita pukul kena netnya Golkar juga. Beh, saya langsung senang, saya pikir masyarakat ini sudah mulai sadar, ini harus kita sambut cepat, maka kita hambur bola sama net. Eh, begitu pemilihan, satu kampung itu kuning semua,” kenangnya sambil terbahak-bahak menertawi dirinya sendiri. (*)

Baca Juga:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

4 Cara ke Wakatobi

Wakatobi terletak di segitiga terumbu karang dunia, sehingga memiliki kekayaan hayati yang sangat tinggi. Keindahan bawah laut Wakatobi membuat dia dijadikan Taman Nasional Wakatobi pada 1996 oleh pemerintah Indonesia. Wakatobi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara. Dia merupakan gugusan pulau dengan pulau utama Wanci, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Nama Wakatobi diambil dari akronim keempat pulau. Menurut situs Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Taman Nasional Wakatobi merupakan salah satu dari 50 taman nasional di Indonesia, dengan total area seluas 1,39 juta hektare, menyangkut keanekaragaman hayati laut, skala dan kondisi karang yang menempati salah satu posisi prioritas tertinggi dari konservasi laut di Indonesia. Kedalaman air di taman nasional ini bervariasi, bagian terdalam mencapai 1.044 meter di bawah permukaan air laut. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sultra, Wakatobi terdiri atas 8 kecamatan, memiliki 142 pulau s

Tempat Keramaian Kendari, Wisata Malam Ruang Terbuka

Kota Kendari punya beberapa pilihan tempat kongko di ruang terbuka, tempat orang membentuk keramaian umum. Beberapa di antaranya menjadi tempat wisata malam pelepas penat, mengendurkan urat syaraf, menurunkan ketegangan setelah seharian sibuk beraktivitas.  Kendari, daerah yang perkembangan kotanya melingkari Teluk Kendari, tidak heran kebanyakan wisata kuliner, hotel, dan spot foto hits dibangun di tepi teluk, menjual view teluk dan dua landmark Kendari yang ikonik, Jembatan Teluk Kendari dan masjid terapung Al Alam. Berikut ini pilihan wisata malam ruang terbuka dan tempat-tempat keramaian yang populer.  1. Kendari Beach Kendari Beach dengan latar Teluk Kendari dan Masjid Al Alam di kejauhan Ada sepenggal jalan bypass di Kemaraya, jalur sepanjang Taman Teratai sampai Meohai Park, sebuah taman yang diapit Jln Ir H Alala dan Jln Sultan Hasanuddin, tempat keramaian pertama di Kendari sejak 80-an dan masih eksis sampai hari ini sebagai tempat favorit nongkrong. Panjangnya hanya kurang le

Kerajaan Besar di Sultra Berakar dari Kedatuan Luwu kecuali Buton

Bila mencermati cerita rakyat masing-masing 4 kerajaan besar di Sulawesi Tenggara bagaimana kerajaan-kerajaan itu terbentuk, dalam ibarat, setiap cerita mewakili satu kepingan puzzle. Apabila keempatnya digabungkan maka terbentuklah satu gambaran utuh dan menyeluruh, yang dapat diambil satu kesimpulan dari padanya. Bahwa raja pertama Kerajaan Mekongga, Konwe, dan Muna, kecuali Kerajaan Buton, ketiganya berasal dari akar yang sama, yaitu Kedatuan Luwu di zaman Sawerigading. Raja pertama Mekongga Larumbalangi adalah keluarga Sawerigading, Raja pertama Konawe Wekoila atau We Tenrirawe juga keluarga Sawerigading. Wekoila kakak beradik dengan Larumbalangi. Kemudian, Raja Muna pertama suami We Tenri Abeng, kembar emas Sawerigading. Bahasa lainnya Ipar Sawerigading. Merujuk epos Lagaligo, suami We Tenri Abeng adalah Remang Rilangi. Sementara itu, Kerajaan Buton dibentuk oleh 4 laki-laki pendatang dari rumpun melayu pada akhir abad ke-13 atau awal abad ke-14, yaitu Sipanjongan, Sijawangkati, S